![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgL5W6Sx2OB7wFBop3Q_DtPvxqD2LKJ4ntk-iazEaD9EYhV_fVBVflySFpFxni0TAzfEpLMh5g0LoDlSED4Lptkc7algyTi-yCYGFZ1zfhdnWdekqCH37UCqOJE-OFNkyT8bvMF1sJAZM/s320/Tampak-Depan-Keraton-Yogyakarta-2.jpg)
Pendirinya adalah Pangeran Mangkubumi yang setelah menjadi raja bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana I. Berdiri pada tahun 1755, selang beberapa bulan setelah Perjajian Giyanti. Perancang atau arsiteknya adalah Pangeran Mangkubumi (arsitek kepala). Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati.
Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah
raja-raja Mataram era Kartasura dan Surakarta, yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Pangeran mangkubumi berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Bangunan yang sudah berusia ratusan tahun memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara),
Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton,
Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil
Kidul (Balairung Selatan).
Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik
yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi
lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap
dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika
nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton
Yogyakarta.
Meski sempat rusak akibat gempa besar pada tahun 1867, bangunan Keraton Yogyakarta tetap berdiri dengan kokoh dan terawat dengan baik.Seiring berkembangannya zaman, kini Keraton Yogyakarta juga menjadi obyek wisata.
Mengunjungi Keraton Yogyakarta akan memberikan pengalaman yang
berharga sekaligus mengesankan. Keraton yang menjadi pusat dari garis
imajiner yang menghubungakn Pantai Parangtritis dan Gunung Merapi ini
memiliki 2 loket masuk, yang pertama di Tepas Keprajuritan (depan
Alun-alun Utara) dan di Tepas Pariwisata (Regol Keben). Jika masuk dari
Tepas Keprajuritan maka wisatawan hanya bisa memasuki Bangsal Pagelaran
dan Siti Hinggil serta melihat koleksi beberapa kereta keraton sedangkan
jika masuk dari Tepas Pariwisata maka Anda bisa memasuki Kompleks Sri
Manganti dan Kedhaton di mana terdapat Bangsal Kencono yang menjadi
balairung utama kerajaan. Jarak antara pintu loket pertama dan kedua
tidaklah jauh.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6x5nBibqxFVBj_5486EGJI2XcLMdVZq735WB9B1KvK17_qEflfvlsMe4BD84CV3Wv-WHrUjB-Io40tdoczWoGnNjuib0HzzAFNevgfd0RatKU29QQjaR4L-BdTtnNv7SJOLi8T-NNfuE/s250/Inilah-Bangsal-Mewah-Gedhong-Kaca-Museum-Hamengku-Buwono-IX-di-Kompleks-Keraton-Yogyakarta-yang-Menggunakan-Tiang-Kayu-dengan-Sentuhan-Ornamen-Berwarna-Emas-yang-Cantik.jpg)
Berikut adalah jadwal berbagai pertujukan harian :
- Senin - Selasa: Musik gamelan (mulai jam 10.00 WIB)
- Rabu: Wayang golek menak (mulai jam 10.00 WIB)
- Kamis: Pertunjukan tari (mulai jam 10.00 WIB)
- Jumat: Macapat (mulai jam 09.00 WIB)
- Sabtu: Wayang kulit (mulai jam 09.30 WIB)
- Minggu: Wayang orang & pertunjukan tari (mulai jam 09.30 WIB)
Mari kunjungi Keraton Yogyakarta, Jam Buka: 08.00 - 14.00 WIB.
Tiket masuk:
- Wisatawan Lokal IDR 7.000
- Wisatawan Asing IDR 12.500
# harga dapat berubah sewaktu-waktu
Alamat Keraton :
Jl. Rotowijayan 1, Yogyakarta 55133, Indonesia Phone: (0274) 373 721
Koordinat GPS: S7°48'23.6" E110°21'50.6"